Monday, March 7, 2011

Bruksisme

Pernahkah kamu merasa seluruh rahangmu kaku nyut-nyutan begitu bangun tidur? mungkin saja kamu menderita bruksisme. Seperti pengalamanku beberapa waktu yang lalu. Waktu tidur berasa mimpi lagi sakit gigi. Di mimpinya daku lagi cabut gigi, tapi karena gamau dicabut akhirnya daku mengatupkan rahang atas dan bawah sekuat mungkin. Huff mimpi yang aneh. Begitu bangun tidur, wuah rasanya sakit ga karuan. Nampaknya semalaman daku memang mengatupkan rahang atas dan rahang bawah . Hasilnya rahang bener-bener kaku. Sakit dibuat ngunyah. Tapi efeknya cuma setengah hari aja. 


2 minggu kemudian baru deh konsul ke dokter gigi sekalian mengecek tambalan. Dengan sok tahu pula daku minta untuk dibuatkan plat pelindung gigi yang bisa dipakai pada saat tidur. Tapi bu dokter dengan santai bilang kalau baru sekali terjadi, yah belum tentu mbak menderita bruksisme. Mungkin saja waktu itu mbak lagi stres atau banyak pikiran (krik krik krik. Ok doc, ngaku deh daku emang lagi banyak pikiran waktu itu). Begini aja mbak, kalau sekali lagi mbak merasa rahangnya sakit, datang lagi kemari. Nanti akan saya cek apakah mbak memang bener-bener menderita bruksisme dan butuh plat pelindung gigi yang akan dicetak sesuai bentuk gigi mbak, atau mbak hanya perlu suplemen mineral blablabla. Intinya jangan gampang stres ya (wow wow wow, emang tampangku nampak separah itu ya???). Huff syukurlah sejak kunjungan terakhir itu daku tidak lagi mengalami mimpi aneh dan menderita karena rahang yang kaku plus sakit.


Ini sedikit info yang daku copas dari forum lain:
Bruksisme adalah kebiasaan menggertakkan gigi, atau mengatupkan gigi geligi atas dan bawah dengan tekanan yang besar. Munculnya biasa terjadi pada malam hari, pada fase awal tidur. Tetapi ada juga yang mengalaminya pada siang hari. Kapanpun munculnya, kebiasaan itu merupakan kebiasaan yang tidak disadari.


Bruksisme umum terjadi di masyarakat kita. 50% sampai 96% orang dewasa pernah mengalaminya. Umumnya, kebiasaan ini tidak disadari oleh pelakunya, karena pada tingkat ringan kebiasaan ini tidak mengganggunya. Kebiasaan ini tidak mengganggu pelakunya, tapi justru mengganggu teman tidurnya, karena bunyi yang dihasilkan cukup keras. Seseorang baru menyadarinya setelah teman tidurnya memberitahu atau dokter giginya menemukan kelainan-kelainan dalam rongga mulutnya.


Gejala klinis awal berupa retakan pada gigi akibat bruksisme baru muncul setelah bertahun-tahun. Karena itulah sulit untuk memperkirakan, apalagi menghitung jumlah penderita bruksisme.
Sampai saat ini, penyebab bruksisme tidak diketahui secara pasti. Diduga penyebab paling umum adalah faktor emosional, seperti stress di siang hari, kecemasan, kemarahan, rasa sakit dan fustrasi. Selain itu, oklusi (cara gigi geligi rahang atas dan bawah mengatup) yang tidak normal dan gigi ompong juga diduga menyebabkan bruksisme. Selain faktor-faktor penyebab di atas, bruksisme akan diperparah jika penderitanya mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu. 


Ketika seseorang mengunyah makanan, tekanan yang ditimbulkan oleh gesekan gigi-geligi atas dan bawah diserap oleh makanan. Dalam keadaan tidak sadar, gerakan rahang menimbulkan tekanan yang jauh lebih besar daripada ketika mengunyah. Dan seluruh tekanan yang terjadi diserap oleh gigi geligi dan jaringan penyangganya. Tekanan yang terjadi kurang lebih 10 kali tekanan mengunyah normal. Bayangkanlah beban yang ditanggung oleh gigi geligi dan jaringan penyangganya. 


Penulis yang bekerja sebagai praktisi pernah menjumpai kasus bruksisme yang sudah berlangsung cukup lama. Seluruh gigi belakang pada penderita bruksisme ini mempunyai permukaan yang datar, sehingga tidak memungkinkan lagi dipakai untuk mengunyah atau menghaluskan makanan.


Tanda lain yang sering dijumpai pada penderita bruksisme adalah terbentuknya cekungan di daerah perbatasan mahkota dan akar gigi. Cekungan ini terjadi karena email di bagian ini tipis, sehingga patah ketika mendapat tekanan berlebihan. Tanda ini sering disalah-tafsirkan sebagai akibat kesalahan dalam menyikat gigi.



Tanda-tanda klinis yang disebutkan di atas biasanya tidak menimbulkan keluhan, kecuali bila gigi menjadi sensitif terhadap dingin, tekanan dan rangsangan lain. Seseorang dengan bruksisme memerlukan waktu bertahun-tahun untuk merasakan gangguan bagi dirinya sendiri. Pada tingkat lebih lanjut, gigi bisa goyang, bahkan lepas dari soketnya. 


Selain gejala pada gigi, keluhan yang umum dirasakan adalah rasa sakit dan lemas pada rahang bawah atau wajah ketika bangun tidur. Ada juga yang mengeluhkan rasa sakit kepada atau telinga pada pagi hari. Gejala-gejala ini umumnya hilang seiring dengan berjalannya hari.

 
Sampai saat ini belum ada terapi yang pasti untuk mengobati bruksisme, karena penyebabnya juga tidak diketahui dengan pasti. Biasanya dokter gigi akan menganjurkan penggunaan plat pelindung yang digunakan pada malam hari. Plat ini menutupi permukaan kunyah seluruh gigi, untuk mengurangi besarnya tekanan akibat bruksisme terhadap gigi-geligi yang dilindungi. Plat ini tentu saja tidak akan menghilangkan kebiasaan menggertakkan gigi.

Ada beberapa terapi yang bisa dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan ini, mulai dari pengasahan gigi secara selektif, penggunaan obat anti depresi dan suplemen mineral sampai hipnotis. Ada juga alat dapat yang dipakai selama tidur yang berfungsi untuk membuat penderita terbangun ketika gerakan abnormal terjadi. Pilihan terapi yang akan digunakan biasanya disesuaikan dengan dugaan faktor penyebabnya.
sumber:wardogi.blogspot.com

No comments: