Sunday, March 20, 2011

Endapan Dalam Hati

Andai bisa bersikap manis, kalem, keibuan, super sabar barang dalam sehari saja, daku pasti akan sangat bersyukur. Tapi bukankah itu semua harus ada niat dan kemauan untuk berubah dari dalam hati, bukan dari siapa-siapa dan tak perlu menyalahkan yang lain. Memang diri ini nampak kurang berikhtiar dalam hal bersabar.

Menyimpan masalah ternyata tidak menyelesaikan masalah. Justru menimbulkan masalah baru, ketika semua telah menumpuk sedemikian rupa, maka dia akan meledak. Ya, bom baru saja meledak dan parahnya yang terkena sasaran adalah orang terdekat. Betapa cerobohnya. Manusia memang tempatnya salah dan khilaf, tapi kenapa sebelum bertindak daku tidak berpikir jernih? Ah menyesal itu memang menyebalkan rasanya.

Belajar dari hal ini, tidak berani lagi daku membiasakan diri untuk menumpuk kesalahan orang, orang terdekat terutama. Kadang kalau ada orang terdekat yang membuat hati ini tidak setuju dan protes, hanya disikapi dengan diam dan mengendaplah semua itu di dasar hati. Tinggal tunggu waktu ketika endapan itu mulai menggunung ditambah lagi dengan kondisi mood yang melayang kesana kemari, maka mulut yang ceroboh ini mulai memuntahkan lahar endapan yang telah tertahan lama di dasar. Apa yang terlontar dari endapan-endapan itu ternyata jauh lebih kejam dampaknya daripada omelan guru BP di sekolah dulu. Hasilnya, bisa ditebak. Kita telah menyakiti diri sendiri dengan cara menyakiti orang terdekat.

Rumit rasanya yah. Kalau kita terus-terusan ada di sampingnya maka dia akan semakin menangis. Kenapa? Karena sebagai sahabat yang baik dia justru merasa bersalah telah membuat kita marah, marah yang terlampau marah. Semakin kita minta maaf dia juga semakin merasa bersalah dan menangis. Bingung dan bingung harus bagaimana menenangkannya. Mundur sementara lebih baik rasanya. Sama-sama menyendiri dan merenungkan apa yang telah diperbuat. Ya, daku perlu ruang sendiri untuk berpikir. Mungkin sebuah goa yang jauuuh terpencil di atas gunung. Tapi jangan lupa untuk kembali dan menyelesaikan semuanya. Jangan lupa untuk turun gunung ketika wangsit ketenangan telah mencerahkan pikiranmu. Selamat bertapa (ucapan untuk diri sendiri)...  

Thursday, March 17, 2011

Java Jazz 2011

Males tingkat akut. Hanya mampu nempel gambar untuk kali ini. Thanks to anis, nindy, n gandhi atas poto-potony yah..
















 
Sondre Lerche..how i adore u 

Kawah dan Danau

Wiken ini daku menjelma jadi anak yang hiperaktif, padahal biasanya kalem-kalem diem dan suka ngunyah permen asem. Hal ini tentu saja disebabkan oleh rencana berkunjung ke Ciwidey dan Situ Patengan. Berikut hasil jeprat jepret neng ias saat di TKP:





















\